Senin, 11 Januari 2010

Mari, Kita Dinginkan Bumi Kita…

Sedikit info yang saya dapat saat membaca majalah Cikeas, Edisi Vol I No. 5 Desember 2007, Liputan utama, hal 11. berikut isinya:


Hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari, bisa berdampak besar. Beberapa tips berikut bisa membantu mengurangi dampak pemanasan global. Kita mulai dari diri kita, dari hal-hal yang bisa kita lakukan.


  1. Matikan listrik. Jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaaan standby. Cabut charger telepon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi.
  2. Ganti bolam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet.
  3. Bersihkan lampu. Debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%.
  4. Jika terpaksa menggunakan AC, tutup pintu dan jendela selama penggunaan dan atur suhu secukupnya sekitar 21-24°C.
  5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
  6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
  7. Tanam pohon di lingkungan sekitar anda.
  8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
  9. gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara)..
  10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
  11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastik menggunakan gas berbahaya ketika dibakar. Atau anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
  12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang disekitar anda agar mereka turut beperan serta dalam menyelamatkan bumi

(sumber: Satu Dunia)

Warungku, Apotikku, Etalaseku

Jangan bepikir saya sedang buka suatu usaha bisnis sehingga judul yang muncul seperti diatas. Saya hanya sedang menghibur diri saya sendiri karena usaha kami setengah tahun ini lumayan…tidak sia-sia. KENAPA?

Kemarau panjang, panas yang terik di siang hari dan terkadang…tiba-tiba mendung disusul hujan lebat di sore hari…bikin was-was…situasi cuaca yang tak bersahabat...El-Nino, badai Australia, posisi matahari dll jadi tertuduh prakiraan cuaca. Rumah sebagai tempat berlindung paling nyaman pun rasanya seperti sauna di siang hari…atau menjadi porak-poranda karena ada air yang masuk saat hujan lebat apalagi jika ada badai.

Hmhm…kupikir butuh suasana sejuk nih (khususnya mengatasi sauna harian). Tapi dengan keadaan tanah merah, lengket dan liat sekali untuk dicangkul…pesimis dan malas untuk bertanam. Apalagi bekas tanah bangunan tentu kurang subur. Tanahpun kurang krn lahan yang ada hanya sepetak. Jadi mikir, bagaimana bikin tanah ini subur, minimal cari tanah subur/humus tapi dimana?

Jadi ingat sampah sayuran yang masih numpuk di dapur. Iseng-iseng, kucincang dan kutaruh dalam pot-pot yang ada (pot plastik ataupun pot kaleng bekas susu anakku yg sudah kulobangi). Lalu kubiarkan mengering (terjemur di teriknya panas). Tak cukup sekali, tiap hari sisa-sisa sayuran, kupasan-kupasan bumbu-bumbu, buah-buahan atau apapun sampah dari dapur kutaruh sembarangan dalam pot-pot alias tanpa takaran. Asal bukan sampah makanan/sayur basi kemaren saja. Meski sempat kawatir, akan jadi sarang ulat, lalat atau nyamuk…namun ternyata terik panas mengalahkan kekawatiranku. Tak lupa mengisi sedikit tanah atau batu di tiap-tiap pot karena tanah kami tak punya...


Aku ingat, ayahku pernah melakukan proses pembusukan sampah-sampah organic tersebut dalam ember tertutup dengan kran di bawah. Beberapa hari kemudian jika kran dibuka akan keluar cairan yang berguna bagi kesuburan tanah. Tapi jika anda buka apa isi di dalamnya…hihihihi bau sekali dan kadang ulat tumbuh subur di dalamnya. Makanya kulakukan di ruang terbuka karena aku paling males berurusan dengan bau apalagi ulat…hiiii!


Tapi saat itu aku bingung mau nanam apa ya? Sebelum ketemu jawabannya yang pas dengan isi kantong, seminggu kemudian sudah tumbuh kuncup2 tanaman di dalam potku…rimbun sekali dan cantik. Kumpulan biji cabe kriting, cabe rawit dan cabe hijau. Di tanah sebelahnya, tumbuh mangga setinggi 25 cm yang bijinya baru kuletakkan begitu saja 2 mingguan lalu. Biji-biji markisa yang kusebar daun-daunnya juga mulai merambat ke atap lewat tali yang kubuat. Lidah buaya yang hanya satu kini ada berkaleng-kaleng (hanya 7 kali). Krokot, lidah mertua, kaktus yang hampir mati karena tanah liat dan panas siang…kini beranak-pinak.

Wow, saat ini kami khususnya diriku sedang menikmati halaman muka dan belakang rumah kami yang hanya sepetak tapi lumayan rindang untuk melawan terik panas siang hari. Sebagai ekstra pupuk harian, kusiram air bekas cucian beras, air the sisa dan pupuk kandang untuk beberapa bulan sekali (jika sempat beli). Untuk menghindari semut yang bandel kuletakkan kulit-kulit telur di sekeliling atau bahkan di tanamanku. Ogah kali semut sama bau amis…karena usaha ini agak berhasil.


Coba saja lihat taman kami. Sejuk rasanya mata ini jika melihat warna hijau, meski di komplek ataupun sekeliling rumah kami belum tampak hijau.

Selasa, 19 Mei 2009

Belajar Menggunting & Melipat Bagi Balita

Anak pertamaku, Pulung lagi hobi meniru semua yang dilakukan orang-orang disekelilingnya…termasuk ingin menggunting. WADUH, ngeri juga untuk anak 2 tahun pegang gunting. Beruntung temanku, ngenalin gunting untuk anak-anak yang memang tidak tajam tapi bisa nyobek kertas. 

Gunting sudah ada, tapi bahannya mana Ma? Akhirnya kertas-kertas bekas seperti kertas kado, origami, Koran, buku tulis habis jadi perca kecil-kecil. Lalu mulai bentuk beraturan seperti kotak, persegipanjang, segitiga walau dengan bentuk amburadul tapi sudutnya tetap keliatan…he..he..hebat khan anakku 

Lagi-lagi aku beruntung, pas ikutan lomba mewarnai anak-anak, salah satu sponsor Sinar Dunia Creative jualan buku-buku anak salah satunya “Belajar Menggunting & Melipat”. Wah aku borong 1 seri langsung tentu yang seri gampang untuk 3+ tahun. Anakku pun langsung rajin menggunting di rumah… coba saja lihat hasil guntingan anakku…sekarang usianya 3,5 tahun.




Oya, buku-buku “belajar menggunting dan melipat”dari Sinar Dunia Creative banyak serinya seperti Seri Mobil, Kereta Api, Militer, Bunga, dan Bangunan yang bikin anak-anak tertarik dan penasaran. Selain itu ada “Stick & Play” belajar menggunting, menempel, berbahasa dan bercerita, terdiri dari seri Bumi dan Antariksa, Transportasi, Taman Bermain, Binatang, Berkebun… dan mungkin masih banyak lagi seri lainnya.


Bravo deh Sinar Dunia…dan terima kasih sudah kasih materi belajar untuk anakku. Sukses terus!!!

Aksentuasi Tirai

Tirai atau gorden merupakan salah satu komponen interior yang penting karena fungsi-fungsinya seperti pengatur kualitas dan kuantitas cahaya yang masuk dalam ruang, menjaga privasi pemilik rumah dan yang paling menarik adalah membentuk penataan interior lebih indah dan serasi.

Bahan gorden mempunyai jalinan benang yang rapat seperti satin, tenun, belacu, batik, beludru, drill, jins, sutra, sutra sintetis, dll. Sebaiknya bahan yang dipilih berat sehingga ‘jatuhnya’ bagus. Berikut adalah beberapa jenis tirai atau gorden :

Gorden Standar
Bentuk dan pembuatan yang sederhana berupa bahan gorden (kain) yang digantung pada rel dengan alat bantu gelang atau pengait besi S atau angka 8. Jenis gorden ini dibuka dengan cara digeser kekiri atau ke kanan.



Gorden Rel Ganda
Terdapat 2 batang rel penahan diatas dan dibawah jendela. Biasanya kain yang digunakan tipis dan tampak lebih rapi karena tidak mudah tertiup angin.



Gorden Kancing
Gorden ini hampir sama dengan jenis gorden standar hanya kancing gorden tergantung pada rel dengan bantuan pengikat berkancing. Proses buka tutupnya pun kurang lancar karena bahan rel yang digunakan dari kayu, logam dan besi.



Gorden Kedai
Jenis gorden ini hanya menutup jendela sebagian yaitu bagian bawah.Sedangkan bagian atas dibiarkan terbuka. Biasa digunakan di kedai atau café yang bertujuan untuk menghalangi pandangan orang yang lewat tapi masih bisa diintip dari luar, apakah masih ada kursi kosong.



Vitrase

Kain tipis sebagai penahan sorot atau sinar matahari yang masuk ke dalam ruang. Biasanya dipadukan dengan gorden. Bahan yang digunakan tipis dan ringan seperti kain renda, nilon, organsa, organdi, creppe, tile, crushed dengan warna-warna yang cenderung muda dan polos atau minim ornamen.

Bagi yang sedang repot menata ulang interior rumah khususnya jenis dan warna gorden apa yang cocok, baca dulu Buku "1001 Aksentuasi Tirai" tulisan Wieke, Susy, Ully terbitan IDEA books, Mei 2008. Semoga dapat memberi inspirasi anda.

Segere Es Puding Rasa Nanas

Es Puding Rasa Nanas

Bahan Utama Sirup Nanas
  • Nanas 2 buah yang telah matang (warna orange)
  • Kayu manis 3 ruas
  • Jahe 2 ruas potong kecil-kecil
  • Air 3 L


Cara Masak

  1. Kupas nanas dan buang matanya.
  2. Cuci bersih dan bilas dengan air garam agar tidak gatal saat dimakan.
  3. Iris nanas kecil-kecil
  4. Rebus irisan nanas dengan semua bahan utama lainnya hingga matang dan mengeluarkan aroma sedap. Sisihkan.


Bahan Puding

  • Agar-agar merah dan hijau masing-masing 1 bungkus.
  • Gula 120 g
  • Air 900 ml

Cara Masak
  1. Tuang 900 ml, gula 120 g dan 1 bungkus agar-agar merah. ke dalam panci
  2. Redus hingga mendidih sambil terus diaduk
  3. Tuang dalam cetakan persegi panjang
  4. Diamkan agar beku dan sisihkan
  5. Lakukan hal serupa dengan agar-agar warna hijau.
  6. Bila sudah beku iris puding dan potong dadu kecil-kecil

Bahan pendukung lainnya adalah nana de coco dan sirup merah


Cara nyajian

  1. Siapkan gelas, tuang sirup 1 sdm ke dalamnya.
  2. Masukkan nata de coco
  3. Lalu potongan dadu kecil agar-agar merah dan hijau.
  4. Tuang sirup nanas bersana irisan nanas kecil-kecil.
  5. Taruh potongan es batu diatasnya.
  6. Masukan Sedotan dan sendok buah ke dalamnya.
  7. Nah manis bukan dan … siap dihidangkan.

Kamis, 14 Mei 2009

Suasana Cibubur Junction

Suasana di depan Hypermart Cibubur Junction


Suasana di area komersial Hypermart


Tempat Pemberhentian di depan SPBU Terpadu


Tugu Tunas Kelapa seperti landmark
bahwa anda telah masuk kawasan Cibubur.